Salam

Sampaikan, sampaikanlah walau itu pahit, sampaikan walau satu ayat, dan serulah dengan kasih sayang karena 'Tiada diterima seruanmu kecuali dengan hati yang lembut dan penuh kasih sayang'

Monday, August 1, 2011

MENJADI RAHMAT BAGI SEMESTA


Selalu saja kita terpikat dengan indikator kesuksesan ekonomi, yang ternyata itu --- "selalu saja mengabaikan lingkungan hidup". Sampah bertebaran dimana-mana hingga sungai dan tanah tercemar. Ibu pertiwi manangis melihat ulah anak cucunya yang melupakan Sang Pencipta yang dengan kasih sayangNya telah menganugerahi Bangsa Indonesia dengan tanah yang subur, termasuk bumi Rajek Lor dimana Taman Kanak-kanak Melati Suci berada.

Rajek Lor adalah nama sebuah padukuhan yang konon merupakan salah satu bagian dari pagar/ benteng kemuliaan kearifan Jaman Majapahit yang disimbolkan dengan nama Rajek Wesi atau benteng yang kokoh, Banyak ditemukan situs yang berupa candi-candi di kampung ini. Seiring perkembangan jaman dimana telah terjadi kemunduran kualitas kemakmuran bumi seperti saat ini (disebut juga era Sirna Ilang Kertaning Bumi), maka sebagian masyarakat Dusun Rajek Lor mencoba tetap bertahan untuk tidak menjadi bagian perusak alam semesta ini melainkan sebagai pemakmur bumi. Sebuah langkah yang butuh keteguhan iman yang luar biasa. Ketika digembor-gemborkan 'pagar bumi' yang cenderung tidak ramah lingkungan maka sebagian besar masyarakat tetap mempertahankan pagar hijau, ketika ditawari proyek-proyek kolusif dan koruptif maka masyarakat memilih tampak miskin daripada menerima dana tidak berkah tersebut, ketika terjadi memasyarakatnya gaya tipu-tipu administratif di berbagai institusi demi memenangkan sebuah lomba atau menyenangkan pejabat maka masyarakat tetap berusaha apa adanya. Sebuah sikap santun untuk tidak larut dalam kerusakan sistem sosial yang ada.

Taman Kanak-kanak Melati Suci adalah salah satu alat masyarakat untuk membentengi diri dari serbuan gaya hidup konsumtif yang cenderung menjadikan orang lupa diri, lupa tetangga dan lupa bumi. Sistem menejemen sekolah dibuat sedemikian rupa agar tetap dapat mengakomodir kebutuhan belajar semua anak hingga yang berasal dari keluarga paling miskin sekalipun. Ketika biaya belajar di taman kanak-kanak lain sudah menjadi Rp.50.000,- per bulan tetapi Taman Kanak-kanak Melati Suci tetap mentaati kesepakatan dengan para orang tua/ wali siswa, yaitu menarik biaya belajar Rp.25.000,- per bulan. Jauh dari kecukupan kebutuhan proses belajar mengajar yang efektif memang tetapi alhamdulillah selalu saja banyak orang yang berempati dan mendonasikan asetnya untuk kemajuan TK Melati Suci sehingga standard pendidikan RI terpenuhi, bahkan memiliki berbagai keunggulan, yang salah satunya adalah pengadaan unit kerja pendidikan atau laboratorium Bank Sampah "Anak Mulia" yang resmi berdiri pada 17 Ramadhan 1431 H. Pelan tetapi pasti akan selalu terjadi peningkatan kesadaran anak dan orang tua serta masyarakat pada lingkungan siswa tinggal untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan lingkungannya masing-masing.

Tonggak sudah ditancapkan dan para pengampu pendidikan di Taman Kanak-kanak Melati Suci sudah bergegas hingga hampir 1 (satu) tahun perjalanannya. Pengelola Bank Sampah yang terdiri dari guru, pengurus sekolah dan wakil orang tua siswa kini sedang menapak dan memperkuat diri dengan berbagai sarana dan prasarana pengelolaan yang lebih baik.

Tak ada gading yang tak retak, ada suka dan ada duka dalam mengawali berjalannya misi ini namun alhamdulillah berhasil dilalui dan semakin baik kondisinya. Bangunan semi permanen dari bank sampah sudah berdiri menyatu dengan kebun sayuran sekolah. Dukungan berbagai pihak sudah mulai mengalir dan komitmen kerjasama dari instansi pemerintah sudah mulai bersambut. Insya Allah berkah adanya, menjadi bagian dari Rahmatan lil 'alamin-rahmat bagi segenap semesta. Sirna ilang angkaraning bumi-memayu hayuning bawana.

No comments:

Post a Comment