Salam

Sampaikan, sampaikanlah walau itu pahit, sampaikan walau satu ayat, dan serulah dengan kasih sayang karena 'Tiada diterima seruanmu kecuali dengan hati yang lembut dan penuh kasih sayang'

Thursday, August 4, 2011

SEKOLAH ISLAMI - SEKOLAH ALAMI


Pernah terjadi suatu diskusi menarik di sementara kelompok peronda di kampungku, membahas kebutuhan akan pendidikan anak-anak yang menjawab tuntutan jaman. Akhirnya jadi perdebatan seru karena satu pihak berfikir bahwa islami itu identik serba Arabis yang menolak keberadaan anjing dan babi di kampung, sementara yang lain berpendapat bahwa islami itu ramah segala makhluk hidup. "Itu alami namanya bukan islami", ungkap yang lain menimpali.

Pernah kudengar mas Imam Anshori menjelaskan bahwa Islam adalah agama ramah lingkungan dan menghargai kearifan nenek moyang. Teman-teman di jemaat blog kampungku juga sering membahas berbagai hal yang dianggapnya umum tetapi dirasa sudah melenceng dari sifat ramah lingkungan. Hal sederhana saja misalnya, apakah pagar beton di kampung itu islami ?, apakah mengusir anjing dari kampung itu islami?, apakah disebut islami kalau mau mujadahan saja diwajibkan membuat makanan dengan lauk paha ayam?, apakah kenduri itu dibolehkan dalam islam?, ...... masih banyak hal yang kalau diungkap satu per satu.akan memenuhi halaman ini.

Nah, ini yang juga dipertanyakan, bolehkah demi memenangkan lomba terus memanipulasi informasi?! Sudah bukan rahasia lagi bahwa manipulasi informasi demi membangun performance sering terjadi di negeri ini. Konon untuk memenangkan lomba kemajuan kelompok ternak maka ada kelompok ternak yang "meminjam dulu hewan unggulan kelompok lain untuk diletakkan di kandang kelompoknya". Dalam lomba antar sekolah, ada pula laku meminjam guru dari sekolah lain, dalam lomba antar desa ada penilai yang sengaja hanya lewat kampung-kampung yang bersih saja dari bagian desa tersebut dll dll dll. Ketika hal tersebut dipertanyakan maka jawabannya selalu 'hal itu sudah umum sehingga nggak apa-apa'. Inikah bangunan sekolah masyarakat yang cinta kejujuran tersebut?

Ketika hal itu berlangsung sekian tahun dan terjadi dimana-mana, maka menjadi seakan alamiah tetapi pasti sangat tidak islamiah. Termasuk hal sederhana saja, membuang sampah sembarangan dan membakar plastik. Dua hal itu dianggap menjadi salah satu biang penyebab hancurnya ekosistem serta perilaku tersebut biasa dilakukan oleh banyak keluarga. Tapi, "Itu kan pada masyarakat awam saja?!". "Ah tidak", pikirku. Tetapi betul juga mungkin, maksudnya adalah masyarakat yang awam nilai-nilai luhur budaya islami dan etika hidup ramah lingkungan. Kitakah salah satu dari golongan orang awam tersebut ?

Bagi masyarakat 'pendidik', memberi contoh adalah langkah paling utama sebelum berbicara atau berdo'a saja. Itulah budaya islami yang diajarkan oleh nenek moyang kita. Menghargai segenap makhluk ciptaanNya, hidup ini untuk memakmurkan bumi dan  tiada diciptakan sesuatu di muka bumi ini dengan sia-sia kecuali sebagai petunjuk bagi orang-orang yang mau berfikir; merupakan beberapa pijakan hidup yang diwariskan kepada kita juga. Jadi, tidak perlu ada lagi pertentangan antara yang alami dan islami, begitu pikirku hingga kini.

Rumah sawah, 4 Agustus 2011

No comments:

Post a Comment